Umpan Lebih Awal, Bukan Terlambat: Mengapa Waktu Adalah Segalanya dalam Pengendalian Tikus
Oleh Mark Ooi, Technical Service Manager, APAC
Saat Anda melihat kerusakan, panen sudah terancam.
Di sawah dan perkebunan kelapa sawit, kerusakan akibat tikus seringkali baru terlihat ketika tanaman tampak digigit, bulir disembunyikan, atau buah dirusak. Namun pada saat itu, populasi tikus sudah mencapai puncaknya. Menunggu sampai tanda-tanda kerusakan muncul bisa menjadi kesalahan yang mahal, karena dalam pengendalian tikus, waktu bukan hanya penting; waktu adalah segalanya. Pengendalian yang efektif harus didukung oleh jadwal yang konsisten dan cakupan luas di area yang kontinu untuk mempertahankan kontrol.
Kesalahan Umum: Menunggu Kerusakan Terlihat
Ini adalah pola yang familiar. Seorang petani atau manajer perkebunan masuk ke lahan dan melihat kerusakan tersebar—batang padi tergigit, buah matang atau belum matang diserang, dan lubang tikus. Naluri pertama biasanya bereaksi: menebar umpan atau memasang perangkap dengan harapan masalah cepat selesai. Namun, penerapan program pengendalian secara acak dan tidak terencana jarang menghasilkan keberhasilan jangka panjang. Tikus berkembang biak dengan cepat, mudah berpindah, dan makan di tempat tersembunyi jauh sebelum kerusakan terlihat. Ketika umpan mulai dipasang, pengendalian mungkin sudah terlambat.
Strategi Waktu pengendalian: Memberi Umpan Saat Tikus Lemah
Strategi pengendalian tikus yang paling efektif didasarkan pada waktu, biologi, dan kelangkaan makanan, bukan gejala kerusakan.
Sawah:
Jumlah tikus biasanya paling rendah pada akhir musim kemarau atau tepat sebelum tanam dimulai. Saat itu sumber makanan alami terbatas dan kondisi liang tikus tertekan. Ini juga saat tingkat pengambilan umpan paling tinggi karena tikus memiliki sedikit alternatif dan aktif mencari makan.
Begitu tanaman mulai tumbuh atau buah mulai matang, ketersediaan makanan meningkat drastis. Populasi tikus kemudian berkembang cepat, terutama spesies yang makan biji rumput, buah, dan dedaunan hijau. Memberi umpan setelah titik ini berarti bersaing dengan tanaman itu sendiri, yang lebih sulit, lebih mahal, dan kurang efektif.
Kelapa Sawit:
Berbeda dengan sawah, populasi tikus tetap relatif stabil di perkebunan kelapa sawit. Panduan industri menetapkan ambang tindakan ekonomi sebesar 5% kerusakan segar pada tandan buah. Kerusakan di bawah 5% umumnya masih dapat diterima, sedangkan 5% atau lebih menandakan perlunya pengendalian. Setelah memberi umpan, tujuan adalah menjaga tingkat kerusakan rata-rata jauh di bawah 5% selama beberapa bulan.
Efek penundaan: satu tikus hari ini = 70 tikus nanti
Sebagai gambaran, penelitian Srihari dan Govinda Raj (1988) menemukan bahwa menyingkirkan satu tikus Bandicota — spesies umum di India dan Pakistan — sebelum tanam padi setara dengan menyingkirkan 70 tikus saat panen. Perbedaan luar biasa ini dicapai hanya dengan memajukan waktu pemasangan umpan di awal siklus tanaman.
Prinsip ini berlaku juga untuk spesies tikus cepat berkembang di Indonesia, seperti Rattus tiomanicus dan Rattus argentiventer. Spesies ini berkembang biak cepat dan berpindah antar-lahan seiring tanaman matang. Pemasangan umpan di awal musim secara konsisten dapat secara signifikan mengurangi tekanan populasi sebelum kerusakan mencapai puncak.
Menjaga Populasi Tetap Rendah Antar Kampanye
Untuk mengubah keberhasilan awal menjadi perlindungan sepanjang musim, jalankan program umpan skala perkebunan setiap enam bulan dan cakup area terbesar yang memungkinkan. Pemulihan populasi dapat dimulai dalam enam bulan pertama setelah pengendalian awal akibat beberapa tikus yang selamat atau imigran baru. Pemulihan biasanya melalui tiga fase: peningkatan lambat, peningkatan cepat, dan kembali lambat menuju kapasitas maksimum, masing-masing berlangsung sekitar enam bulan. Jika pengendalian tidak menyeluruh atau area yang ditangani kecil, fase pertama lebih pendek dan rebound terjadi lebih cepat. Oleh karena itu, tangani area seluas mungkin dalam satu kampanye dan ulangi setiap enam bulan untuk menekan pemulihan.
Kapan dan Di Mana Memberi Umpan: Pemicu Praktis
Di sawah:
- Mulai memberi umpan saat fase persemaian pada awal masa tanam, idealnya 0–15 hari setelah tanam.
- Gunakan bubuk pelacak dicampur biji atau ditempatkan langsung di liang tikus di jalur yang terlihat.
- Untuk program pemeliharaan, jarak titik umpan sekitar 10 meter; untuk program pembersihan, jarak 3–4 meter.
- Terapkan saat melihat tanda awal: kotoran segar, lubang tikus, atau jejak kaki di tanah lembap. Ini lebih dapat diandalkan daripada kerusakan tanaman yang terlihat.
- Pasang umpan di dalam stasiun agar tidak diambil atau disimpan oleh tikus.
- Hindari menebar umpan langsung di tanah, terutama di dekat sumber air atau area penyimpanan makanan.
Di perkebunan kelapa sawit:
- Program pengendalian yang efektif melibatkan penilaian kerusakan, pemahaman populasi tikus, pemilihan umpan efektif, dan evaluasi efektivitas pengendalian.
- Mulai pengendalian saat survei kerusakan menunjukkan >5% buah rusak. Pada bibit dan pohon muda, lakukan segera pada tanda kerusakan pertama.
- Gunakan blok lilin ditempatkan di lingkaran tiap pohon atau 120 cm di antara pelepah.
- Isi ulang umpan setiap 4–7 hari hingga konsumsi turun di bawah 20%.
- Program dianggap efektif bila survei pasca umpan menunjukkan kerusakan baru <5% atau konsumsi umpan <20%.
- Karena tikus dapat bermigrasi cepat, beri umpan di area seluas mungkin dalam satu kampanye; minimal 100 hektar per program disarankan.
- Ulangi program setiap enam bulan untuk mencegah pemulihan populasi.
Dalam kedua kasus, tujuannya adalah bertindak sebelum populasi meledak, bukan setelahnya.
Kesimpulan Akhir: Memberi Umpan Lebih Awal Bukan Hanya Lebih Baik, Tapi Lebih Cerdas
Tikus tidak menunggu. Mereka bergerak cepat, berkembang biak cepat, dan bertahan hidup ketika kondisi mendukung. Menunggu sampai kerusakan terlihat jelas berarti menunggu terlalu lama. Itulah sebabnya waktu adalah variabel paling penting dalam keberhasilan pengendalian tikus.
Kampanye umpan yang awal dan konsisten, saat populasi masih kecil dan makanan terbatas (untuk sawah), memberi keuntungan besar. Hal ini menghemat waktu, mengurangi penggunaan umpan, melindungi hasil panen, dan menurunkan frekuensi aplikasi ulang, sehingga mengurangi biaya pengendalian dan membebaskan sumber daya tenaga kerja.
Referensi:
- Corley RHV, Tinker PBH. The Oil Palm. 5th ed. Wiley-Blackwell; 2015. (Action threshold of 5 percent fresh damage; attribution to Wood 1976b within the text.)
- Srihari K, Govinda Raj S. 1988. Study on the timing of control against Bandicota bengalensis in paddy fields.
- A critical review of the development of rat control in Malaysian agriculture since the 1960s.